Sabtu, 26 Maret 2016

Konsumsi Rumah Tangga Topang Ekonomi AS


Liputan6.com, New York - Ekonomi Amerika Serikat (AS) tumbuh lebih cepat dari perkiraan sebelumnya. Hal itu didukung dari belanja rumah tangga lebih kuat sehingga membantu dari ekspansi melambat akibat pelemahan ekonomi global.
Pertumbuhan ekonomi alami kenaikan 1,4 persen dari perkiraan sebelumnya 1 persen. Hal itu berdasarkan laporan Departemen Perdagangan pada akhir pekan ini. Pada kuartal III, pertumbuhan ekonomi mencapai dua persen.
Berdasarkan survei Bloomberg kepada 73 ekonom, pertumbuhan ekonomi hanya satu persen pada kuartal IV 2015. Pada 2015, ekonomi AS tumbuh 2,4 persen. Angka pertumbuhan kuartal IV ini tercermin dari biaya dihabiskan pada layanan terutama rekreasi dan transportasi.

Sementara itu, tingkat konsumsi rumah tangga menyumbang hampir 70 persen dari laju tahunan ekonomi naik 2,4 persen. Ada pun konsumsi pribadi mencapai 1,6 poin persentase pertumbuhan.
"Ini benar-benar konsumen Amerika Serikat yang memotori ekonomi global ke depan. Ada tekanan pada bisnis seiring dolar AS yang menguat, meningkatnya biaya tenaga kerja dan produksi yang melambat," ujar Ekonom PNC Financial Services Group Inc Gus Faucher.
Laporan itu juga menunjukkan kalau keuntungan perusahaan turun pada 2015, dan terendah dalam tujuh tahun. Laba sebelum pajak turun 7,8 persen, dan terbesar sejak kuartal I 2011.
Keuntungan di AS melemah 3,1 persen pada 2015. Hal beban dari produktivitas lemah, biaya tenaga kerja meningkat dan harga energi tertekan.
"Jika keuntungan tetap tertekan maka belanja modal dan perekrutan pegawai akan datang di bawah tekanan besar," kata Sam Bullard, Ekonom Wells Fargo Securities.
Meski demikian, penguatan pasar tenaga kerja mendukung stabil permintaan rumah tangga AS. Pengusaha menambahkan 242 ribu pekerja untuk Februari. Tingkat pengangguran bertahan di level terendah 4,9 persen. (Ahm/Ndw)

Kamis, 24 Maret 2016

1 april harga premium dan solar turun



Metrotvnews.com, Jakarta: Pemerintah sepakat untuk menurunkan harga jual bahan bakar minyak (BBM) jenis premium dan solar setelah melakukan kajian rutin tiga bulanan.

Keputusan tersebut disepakati dalam rapat koordinasi terkait harga BBM dan LPG yang dipimpin Menko Perekonomian Darmin Nasution, di kantor Kemenko Perekonomian, Jalan Lapangan Banteng, Jakarta, Kamis (24/3/2016).
Rapat tersebut dihadiri oleh Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno, Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said, Wakil Menteri Keuangan Mardiasmo, Dirjen Migas IGN Wiratmaja Puja, Kepala SKK Migas Amien Sunaryadi, Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Dwi Soetjipto, serta Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina, Ahmad Bambang.

"Nanti 1 April kita akan keluarkan Keputusan Menteri (Kepmen) ESDM untuk penetapan harga BBM untuk peride 1 April-30 Juni," kata Sudirman Said saat konferensi pers di kantor Kemenko Perekonomian.

Dirinya mengatakan, ada tiga faktor yang membentuk harga BBM turun yakni terkait harga minyak dunia, kurs rupiah, dan efisiensi dari mata rantai pasokan yang makin hari makin bagus.

"Kita tahu semua mata rantai kita makin hari makin baik, rupiah stabil, dan harga minyak makin turun. Itu logikanya akan turun," ujar dia.

Lebih jauh, terkait berapa besar penurunannya, dia menambahkan akan disimpulkan satu sampai dua hari ke depan. Namun dirinya memastikan penurunannya cukup signifikan.

Minggu, 20 Maret 2016

BEI Sumsel Optimistis Investor



INILAHCOM, Palembang - Kantor Perwakilan Bursa Efek Indonesia Sumatera Selatan optimistis pertumbuhan jumlah investor pasar modal akan signifikan pada 2016 karena periode Januari-Februari saja sudah tercatat sebanyak 800 orang.
Kepala Perwakilan Bursa Efek Indonesia (BEI) Sumsel Early Saputra di Palembang, Jumat (18/3/2016), mengatakan jumlah 800 orang tersebut sudah menyamai jumlah investor baru sepanjang 2015 yang mencapai 874 orang.
"Ini baru dua bulan sudah 800 orang, artinya ada pertumbuhan sangat signifikan di tahun 2016 ini. Target BEI Sumsel mencetak setidaknya 7.000 investor baru," kata dia.
Ia tidak menyangkal bahwa pada tahun 2015 terdapat sejumlah faktor penghambat sehingga masyarakat kurang berminat di pasar modal terkait gonjang-ganjing ekonomi dunia.
Namun di tahun 2016, menurut Early, masa tersebut sudah berlalu karena sudah ada beberapa indikator perbaikan ekonomi di dalam negeri dan secara global.
"Tahun lalu memang sulit karena pasar memang belum bagus, tapi tahun ini mulai ada gairah. Pengusaha yang semula 'wait and see' mulai berani mengambil keputusan dan masyarakat mulai mau lagi melirik investasi di pasar modal," kata dia.
Saat ini nilai transaksi yang dihasilan investor pasar modal Sumsel (berdasarkan KTP) mencapai Rp20,2 miliar per hari pada Januari 2016, dan Rp26,67 miliar per hari pada Februari 2016 Untuk memanfaatkan momen itu, BEI fokus untuk membidik kalangan tenaga kerja muda dengan usia 26-30 tahun karena hingga kini masih mendominasi investor di pasar modal Tanah Air.
Berdasarkan data BEI terbaru per awal Februari 2016 diketahui bahwa jumlah investor berusia 26-30 tahun mencapai 4.573 orang, kemudian untuk usia di bawahnya yakni 21-25 tahun mencapai 2.187 orang, dan usia 17-20 tahun 853 orang.
Sedangkan usia 31-35 tahun berjumlah 1.745 orang, usia 36-40 2.705 orang, usia 41-45 tahun 1.719 orang, dan usia 46-50 tahun 1.425 orang. [jin]

- See more at: http://pasarmodal.inilah.com/read/detail/2282106/bei-sumsel-optimistis-investor-tumbuh-signifikan#sthash.fchhjD27.dpuf

Jumat, 18 Maret 2016

Liputanaing - BI Rate Turun


Liputan6.com, Jakarta - Bank Indonesia (BI) menurunkan suku bunga acuan/BI Rate jadi 6,75 persen diperkirakan mengangkat laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan saham Jumat pekan ini.
Kepala Riset PT Universal Broker Securities, Satrio Utomo menuturkan laju IHSG masih berpotensi menguat. Sentimen BI Rate menjadi pendorong utama laju IHSG. Akan tetapi, BI Rate itu akan berdampak terbatas untuk sejumlah saham.
"BI Rate turun berdampak negatif ke saham bank lantaran bank juga harus menurunkan suku bunga kreditnya," ujar Satrio saat dihubungi Liputan6.com, Jumat (18/3/2016).
Lebih lanjut ia mengatakan, BI Rate turun dapat mengangkat saham otomotif dan properti. Dengan BI Rate turun diharapkan bank juga menurunkan suku bunga sehingga dapat mendorong konsumsi masyarakat untuk beli rumah dan mobil. Ditambah angsuran kredit juga susut.
Selain itu, Satrio menuturkan gerak bursa saham global dan harga minyak juga mempengaruhi laju IHSG. Dengan melihat kondisi itu, Satrio memperkirakan IHSG bergerak di kisaran 4.869-4.900 pada Jumat pekan ini.
Sementara itu, Analis PT HD Capital Tbk Yuganur Widjanarko melihat aksi jual pelaku pasar akibat tekanan volatilitas regional yang tertahan di atas level support harian 4.820. Hal itu dukung aksi beli saham berkapitalisasi besar dan lapis kedua.
Ia menambahkan, secara teknikal penutupan mingguan di atas 4.820 maka akan memberikan signal kalau tren IHSG positif dalam jangka pendek dan menengah. "IHSG akan berada di level support 4.820-4.770-4.590 dan resistance 4.925-5.000-5.100," kata dia.

Kamis, 17 Maret 2016

Dua Sentimen ini bayangi laju IHSG



Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan menguat pada perdagangan saham Kamis (17/3/2016). Sentimen harga minyak masih mempengaruhi laju IHSG.
Analis PT Asjaya Indosurya Securities William Suryawijaya mengatakan, koreksi IHSG yang terjadi akan dimanfaatkan investor untuk membeli saham. Namun demikian, dia mengatakan harga minyak masih menjadi perhatian pelaku pasar.
"‎Kondisi perekonomian yang stabil dapat kita jadikan acuan untuk memanfaatkan momentum koreksi sebagai peluang melakukan pembelian dengan tujuan investasi. IHSG hari ini berpotensi menguat," kata dia dalam ulasannya.
Dia mengatakan, IHSG akan bergerak pada support 4.801 dan resistance 4.915. Analis PT Reliance Securities Lanjar Nafi mengatakan IHSG bakal bergerak pada support 4.815 dan resistance pada level 4.885.
Lanjar  mengatakan, kemarin bursa Asia tertekan seiring penguatan nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS). ‎Hal itu seiring dengan review Bank Sentral AS terkait peningkatan suku bunga acuan. IHSG sendiri menguat 11,66 poin atau 0,24 persen ke 4861,44 pada perdagangan saham Rabu kemarin.‎
"Seluruh sektor mengalami penguatan kecuali sektor keuangan, konsumer dan trading. Investor terlihat menahan diri untuk kembali melakukan pembelian setelah terjadi koreksi kemarin karena sentimen bank sentral. Nilai tukar rupiah pun melemah membuat investor asing melakukan aksi jual sebesar Rp 281,02 miliar," jelas dia.
William merekomendasikan saham PT Wijaya Karya Beton Tbk (WTON), PT Kalbe Farma Tbk (KLBF), PT Wijaya Karya Tbk (WIKA), PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR), PT Matahari Putra Prima Tbk (MPPA), PT Kimia Farma Tbk (KAEF), PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG), PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS). (Amd/Ahm)

Angka Ekonomi Makro Indonesia


Silakan pilih salah satu indikator di bawah ini untuk melanjutkan membaca.
UPDATE TERAKHIR: 5 FEBRUARI 2016
  2009  2010  2011  2012  2013  2014  2015
• Produk Domestik Bruto
  (persentase perubahan tahunan)
   4.6   6.4   6.2   6.0   5.6   5.0   4.8
• Indeks Harga Konsumen
  (persentase perubahan tahunan)
   4.8   5.1   5.4   4.3   8.4   8.4   3.4
• Hutang Pemerintah
  (persentase dari PDB)
  28.6  27.4  26.6  27.3  28.7   24.7   27.0
• Nilai Tukar
  (IDR/USD)
10,389 9,074 8,773 9,41911,56311,80013,400¹
 Neraca Transaksi Berjalan  (persent dari PDB)  0.7  0.2  -2.8  -3.3  -2.9  -2.0¹
• Penduduk
  (dalam juta)
     241  244  247  250  253  255¹
• Kemiskinan
  (persentase dari populasi)
  14.2  13.3  12.5  11.7  11.5  11.0  11.1
• Pengangguran  (persentase dari tenaga kerja)   7.9   7.1   6.6   6.1   6.3   5.9
• Cadangan Devisa
  (dalam miliar USD)
  66.1  96.2 110.1 112.8  99.4 111.9 105.9

Sumber: Bank Dunia, Badan Pusat Statistik, Bank Indonesia dan IMF

OJK Segera Keluarkan Regulasi Usai Pengesahan RUU PPKSK



Liputan6.com, Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyatakan segera menerbitkan Peraturan OJK (POJK) begitu Rancangan Undang-undang Pencegahan dan Penanganan Krisis Sistem Keuangan (PPKSK) disahkan menjadi Undang-undang PPKSK. Hal tersebut sebagai langkah OJK menjalankan amanat  Undang-undang (UU).

‎"Begitu Undang-undang keluar OJK harus merespons apa tugas OJK, Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) harus merespons apa tugas LPS, Bank Indonesia (BI) apa yang menjadi tanggung jawab BI," kata Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Nelson Tampubolon, Jakarta, Kamis (17/3/2016).

Pada ‎pembahasan terakhir, pemerintah dan DPR sepakat untuk mengubah skema penyelamatan bank sistemik dari sebelumnya bail out menjadi bail in. Artinya, dalam penyelamatan bank berdampak sistemik tidak lagi menggunakan anggaran negara melainkan memaksimalkan penggunaan modal dari bank.



Nelson menerangkan, mekanisme bail in sendiri sederhana. Dia bilang, jika terdapat masalah bank diminta menyelesaikan terlebih dahulu dengan mencari pendanaan lain.

"Pihak-pihak yang sekarang deal dengan banknya, misalnya pemberi pinjaman obligasi atau apa. Itu kalau sudah tidak ada kapasitas pemilik, diundang strategic partner juga tidak juga mampu menyelesaikan maka konversi dari pinjaman yang pertama mungkin ada subordinasi loan konversi menjadi modal dulu. Kita lihat kalau bisa membantu masalah solvabilitas clear," jelas dia.

Namun, jika hal tersebut tak juga cukup menyelesaikan bank maka LPS akan menyuntikkan modal ke bank. Karena tidak lagi menggunakan anggaran negara, LPS bisa mencari alternatif dana dari beberapa skema.

Dia bilang, opsi penghimpunan dana LPS bisa menaikkan premi perbankan atau melalui pinjaman dari lembaga keuangan lain. Meski begitu, semua skema tersebut atas persetujuan DPR.

"‎Di UU LPS sekarang diatur kalau ada kebutuhan meningkatkan pungutan dimungkinkan persetujuan DPR. Misal sekarang premi 0,2 persen, kalau misalnya ada kebutuhan menaikkan persetujuan DPR bisa dilakukan. Opsi lainnya LPS bisa minjam," ujar dia. (Amd/Ahm)

Pemerintah Akan Mempermudah Pelayanan Layanan Investasi Infrastruktur


Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah akan mempermudah pelayanan izin investasi proyek infrastruktur. Nantinya pelayanan izin sektor ini hanya akan dibuat selama 3 jam. Hal ini untuk mendorong realisasi investasi proyek-proyek di bidang infrastruktur.
Rencananya hal ini akan dituangkan dalam bentuk penandatanganan nota kesepahaman antara Kepala BKPM Franky Sibarani dengan menteri-menteri terkait untuk penerapan layanan tersebut.  Penandatanganan berlangsung pada Senin, 22 Februari 2016, di Istana Negara.
Kepala BKPM Franky Sibarani mengemukakan, langkah tersebut merupakan upaya mendukung   program pemerintah untuk mendorong percepatan realisasi proyek infrastruktur. Infrastruktur dikatakan sebagai salah satu sektor prioritas layak untuk mendapatkan prioritas dalam optimalisasi penggunaan layanan.
“Saat ini BKPM telah melaksanakan kegiatan layanan izin investasi 3 jam. Ini yang coba diimplementasikan ke dalam proyek-proyek infrastruktur," jelas Franky dalam keterangan resminya, Minggu (21/2/2016).
Dia menuturkan, konsep akan berubah dari sebelumnya BKPM memberikan layanan melalui kemudahan pemberian 8 produk perizinan dan 1 surat booking lahan dengan syarat minimal investasi Rp 100 miliar atau 1.000 tenaga kerja dalam waktu 3 jam.
"Kini BKPM membuka layanan tersebut untuk bidang infrastruktur tanpa persyaratan batasan investasi Rp 100 miliar dan 1.000 tenaga kerja," jelas dia.

Franky mengaku, dengan meningkatkan layanan tersebut, pihaknya optimistis pengguna layanan izin investasi 3 jam akan semakin meningkat.
Dari data BKPM, tercatat hingga 18 Februari 2016, 20 perusahaan telah memanfaatkan layanan izin investasi 3 jam yang telah memfasilitasi investasi senilai Rp 54 triliun dengan rencana penyerapan tenaga kerja 15.939 orang.

“Selama ini investasi yang masuk di layanan 3 jam adalah investor dari sektor properti, industri manufaktur, budidaya ternak, pembangkit listrik, industri peralatan rumah tangga, industri koper dan fasilitas pelabuhan,” tambah dia.

Investasi sektor infrastruktur diharapkan semakin meningkat dengan  layanan izin investasi 3 jam tersebut.
Dari data BKPM, realisasi di sektor infrastruktur pada 2015 meningkat 21,3 persen mencapai Rp 151,4 triliun dari posisi tahun sebelumnya.
Sedangkan di dalam tataran komitmen pada tahun 2015, komitmen investasi di bidang infrastruktur mencapai Rp 835 triliun atau naik 226 persen dari tahun sebelumnya.

Peningkatan layanan investasi di sektor infrastruktur ini diharapkan dapat mendukung pencapaian target investasi pemerintah tahun ini sebesar Rp 594,8 triliun.(Fik/Nrm)